Selasa, 19 Juni 2012

PRAY FOR INDONESIA



doa bagi bangsa, dirgahayu republik indonesiaBerat  beban yang harus ditanggung bangsa ini. Setiap kali kita hendak pulih, sepertinya ada saja bencana yang kembali memporakporandakan kita. Secara de facto kita sudah merdeka , tapi dalam kenyataan kita masih sulit untuk bisa merasakan kemerdekaan secara penuh dalam berbagai aspek kehidupan kita. Sebenarnya apa yang bisa diperbuat oleh anak-anak Tuhan? Sebenarnya ada banyak yang bisa kita lakukan bagi negara dan bangsa. Tapi sayangnya ada banyak di antara anak-anak Tuhan yang cenderung apatis, hanya mementingkan diri sendiri dan tidak mau terlibat dalam mensejahterakan negara dan bangsanya. "ah, saya bukan politisi... itu bukan urusan saya.." kata seseorang pada suatu ketika. Memang kita mungkin bukan politisi, tapi sesungguhnya berjuang demi bangsa tidak hanya tugas politisi. Adalah kewajiban seluruh warga negara, tanpa terkecuali untuk berbuat yang terbaik bagi bangsanya. Di samping perbuatan-perbuatan nyata seperti membantu yang susah, turut menciptakan perdamaian minimal di sekeliling kita, seperti apa yang diajarkan Tuhan yaitu menjadi terang dan garam, kita bisa pula berperan penting lewat doa-doa yang kita panjatkan demi bangsa dan negara kita.

Mari kita kembali untuk melihat apa yang pernah dilakukan Daniel sekian ribu tahun yang lampau. Pada saat itu Daniel menyadari betapa porakporandanya bangsanya. Apa yang dilakukan Daniel? Hanya apatis saja? Itu bisa saja dia lakukan, mengingat dia bukanlah termasuk salah satu dari orang yang berbuat kejahatan di mata Tuhan. Tapi lihatlah bahwa Daniel mengambil waktu untuk berdoa bukan difokuskan untuk dirinya sendiri tetapi untuk bangsanya. Bacalah seluruh isi doa Daniel yang tertulis dalam Daniel 9:1-19. Sungguh menarik melihat bahwa Daniel menggunakan kata "kami" dan bukan "mereka". Daniel memiliki sebuah kerendahan hati untuk tidak bermegah diri meski dia sendiri sudah mengaplikasikan hidup benar dan akrab dengan Tuhan sejak semula. Daniel mengasihi bangsanya. Ia peduli. Ia tahu bahwa ia merupakan bagian dari bangsanya. Jika bangsanya menderita, ia pun akan turut menderita. Sebaliknya jika bangsanya makmur dan sejahtera, maka ia pun akan menjadi bagian yang bisa menikmati itu. Daniel mengerti bahwa meski ia tidak berbuat satupun kesalahan, tapi biar bagaimanapun ia tetap merupakan bagian yang terintegrasi dengan bangsa yang saat itu tengah memberontak, tengah berperilaku fasik, bangsa yang bergelimang perilaku menyimpang dan dosa. Selain itu, Daniel sadar betul bahwa jika bukan dia, siapa lagi yang harus berdoa agar malapetaka dan murka Tuhan dijauhkan dari bangsanya? Maka lihatlah bagaimana Daniel berdoa. "Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami." (Daniel 9:16). Kemudian, "Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri. Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!" (ay 17-19). Indah dan mengharukan bukan?

Seperti Daniel, kita sebagai anak-anak Tuhan pun seharusnya bisa melihat dari sisi yang sama. Jika bukan kita, siapa lagi yang bisa berdoa agar Tuhan menjauhkan segala malapetaka dari negara kita, agar Tuhan berkenan memberkati bangsa dan negara kita ini. Mari kita lihat sejenak bagaimana Abraham melakukan "tawar menawar" dengan Tuhan ketika ia memohon agar kiranya Sodom jangan sampai dimusnahkan. Abraham mengatakan "Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" (Kejadian 18:25). Dan apa kata Tuhan? "TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka." (ay 26). Ternyata tidak ada 50 orang pun yang benar disana. Tawar menawar terus terjadi, hingga "Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." (ay 32). Bayangkan 10 orang benar saja pun sudah tidak ada. Padahal jika ada 10 orang saja, 10 orang benar, orang peduli dan tidak apatis, orang yang taat dan takut akan Tuhan, Tuhan akan mengampuni orang-orang yang tinggal di Sodom.

The same thing happen to us. Sudahkah kita menjadi anak-anak Tuhan yang tidak egois, tidak apatis dan peduli dengan kemakmuran serta kemajuan bangsa kita? Sudahkah kita ambil bagian sesuai porsi kita, setidaknya berdoa syafaat bagi bangsa kita? Sebagai anak bangsa, sudah selayaknya kita peduli dan turut mendoakan bangsa dan negara kita. Dalam surat untuk Timotius, Paulus mengatakan demikian: "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (1 Timotius 2:1-2). Mengapa demikian? "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." (ay 3-4). Tuhan tidak ingin satupun dari kita untuk binasa, Dia tidak pernah bersenang hati melihat kehancuran sebuah negara dan bangsa, karena Dia adalah Bapa yang penuh kasih. Keselamatan sudah dianugerahkan lewat Kristus untuk semua bangsa, semua golongan, semua ras, tanpa terkecuali. Tapi bagi yang sudah selamat, sudahkah kita meluangkan waktu untuk mendoakan bangsa kita sendiri? Kuasa doa itu sesungguhnya amat besar, apalagi jika dilakukan oleh orang yang benar. "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b).

Karena itu jadilah warganegara yang baik. Hormati dan tunduklah pada pemimpin kita, jangan hanya mengeluh dan membuat segalanya semakin sulit. "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu." (Ibrani 13:17). Dan Petrus pun mengingatkan hal yang sama, untuk tunduk kepada pemerintah demi nama Allah. "Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi.." (1 Petrus 2:13). Hal itu akan sangat membantu jika kita anak-anak Tuhan bersepakat untuk melakukan apa yang difirmankan Tuhan untuk kita lakukan. Dan tentu saja, berdoalah bagi bangsa. Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang termasuk bagi pemimpin-pemimpin kita dan juga untuk bangsa dan negara kita. Sedalam apa kita mencintai negeri ini? Betul, kondisi negeri ini masih jauh dari kondisi ideal. Masih begitu banyak yang harus dibenahi. Untuk itulah kita harus berperan serta, baik lewat perbuatan nyata maupun memanjatkan doa-doa syafaat bagi bangsa ini. Jadilah orang percaya seperti Daniel yang peduli. Ingatlah bahwa kita diselamatkan untuk menjadi berkat buat orang lain, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang bisa menyelamatkan orang lain, (Efesus 2:10) dan ini termasuk bangsa dan negara kita. Seperti Daniel, mari hari ini kita mengambil waktu khusus untuk mendoakan negeri kita dengan sungguh-sungguh. Kita mohon ampun atas pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan sebagian dari elemen bangsa ini. Dirgahayu Republik Indonesia. We pray for you, we love you!

Ayat bacaan: Daniel 9:16
====================
"Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami."

Jadilah orang percaya yang peduli terhadap bangsa dan negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar